(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Mungkin kita pernah mendengar cerita tentang
orang yang melahirkan
di dalam kubur. Bahkan hal tersebut pernah difilmkan pada era tahun 80-an yang diperankan oleh Suzana. Terlepas dari benar atau tidaknya kisah tersebut, sampai hari ini masih ada orang yang mempercayainya.
Namun tahukah kamu bahwa ternyata kisah beranak di dalam kubur pernah terjadi di masa pemerintahan Umar bin Khattab. Dimana pada saat itu ada seorang wanita yang sedang hamil meninggal dunia. Dan setelah beberapa hari kematiannnya, ia melahirkan dari dalam kuburnya.
Para ulama sepakat mengatakan bahwa hal ini terjadi karena doa sang suami yang menitipkan anaknya kepada Allah SWT. Lantas bagaimana hal tersebut bisa terjadi ? Berikut kisah selengkapnya.
Disebutkan bahwa dari Abdullah, telah mennceritakan kepada Muhammad Ibnul Husain, telah menceritakan kepada 'Ubaid Ibn Ishaq, telah menceritakan kepada 'Ashim Ibn Muhammad al-Umari dari Zaid Ibn Aslam dari ayahnya mengatakan bahwa,
"Saat Umar bin Khattab sedang berkhutbah dihadapan orang banyak, lalu lewatlah seseorang bersama puteranya yang digendong diatas pundaknya. Lalu Umar berkata, "Aku tidak melihat burung gagak yang serupa dengan burung gagal lain melebihi keserupaan ayah dan anak ini."
Dan apa yang dikatakan oleh Umar merupakan sebuah perumpamaan. Dimana menurut orang-orang Arab terdahulu binatang yang paling serupa satu sama lain dan sulit dibedakan adalah burung gagak.
Kemudiaan orang itu menjawab, "Demi Allah, wahai Amirul Mukminin ibu anak ini melahirkan setelah ia meninggal dunia." Saat mendengar hal ini Umar pun bersegera membetulkan posisi duduknya dan bertanya, "Aduhai, bagaimana hal itu bisa terjadi ?" Tanyanya dengan penasaran, sebab Umar bin Khattab menyukai berita-berita yang menakjubkan atau
aneh.
Lalu orang itu bercerita, "Ketika itu aku ingin melakukan safar. Saat aku berjalan ke arah pintu rumah istriku bersikeras agar aku tidak pergi. Ia berkata, "Bagaimana mungkin kau meninggalkan aku sementara aku sedang hamil?" Lalu aku pun menenangkannya dan berkata, "Aku menitipkan janin yang berada didalam perutmu kepada Allah SWT." Sehingga setelah itu aku pun pergi meninggalkannya."
"Dan setelah aku pulang dari bepergianku, aku melihat ada banyak kerumunan orang di depan rumahku, lalu anak-anak dari pamanku menghampiriku dan memberitahukan bahwa istriku telah meninggal dunia. Sehingga aku merasa sangat sedih dan terkejut karenanya, dan aku pun mengucapkakan "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un." Lalu pada suatu malam ketika aku duduk di Baqi' bersama dengan anak-anak pamanku untuk makan malam. Lalu tiba-tiba aku melihat ada asap yang keluar dari kuburan istriku."
"Lantas aku bertanya kepada anak-anak pamanku, "Apa ini?" dan mereka menjawab, "Kami tidak tahu. Kami hanya melihat asap tersebut setiap malam dikuburan di istrimu." Lalu aku berkata, "Demi Allah, aku adalah orang yang paling mengetahui tentang istriku. Dia sering berpuasa, dan dia adalah wanita yang mulia, dia selalu beramar ma'ruf nahi mungkar sehingga Allah SWT tidak mungkin menghinakannya."
"Lalu aku pun mengambil kapak dan bergegas menuju kuburan itu, sementara anak-anak pamanku mengikutiku dari belakang. Dan ternyata kuburan itu terbuka dan aku melihat anak ini berada dipelukan ibunya. Lalu aku mendekat, dan tiba-tiba ada suara yang berbicara kepadaku, "Wahai orang yang menitipkan kepada Tuhannya, ambillah kembali titipanmu. Jika seandainya engkau juga menitipkan ibunya, maka tentu engkau akan mendapatinya juga."
Kemudian setelah melihat sang anak dalam pelukan ibunya tersebut, maka pria itu berkata, "Aku mengambil bayi tersebut dan selanjutnya kuburan itu kembali menutup.
Dimana dalam hal ini para ulama mengatakan bahwa jika saja laki-laki itu juga menitipkan istrinya kepada Allah SWT, maka bisa jadi ia akan menemuinya istrinya tersebut. Dengan kata lain bahwa istrinya masih hidup. Namun takdir Allah telah tetap dan Allah SWT telah menakdirkan lelaki itu untuk tidak mengucapkan doa tersebut.
Kisah ini diambil dari buku "Mereka yang Hidup Lagi Setelah Mati" Karya Abu Bakar Ibn Abid Dunya, hal 58-60, Penerbit Pustaka Salafiyah, Banyumas, 2009 dan Ceramah Syekh Saleh al-Maghamsi.
Sumber: palingyunik.blogspot.co.id
orang yang melahirkan
di dalam kubur. Bahkan hal tersebut pernah difilmkan pada era tahun 80-an yang diperankan oleh Suzana. Terlepas dari benar atau tidaknya kisah tersebut, sampai hari ini masih ada orang yang mempercayainya.
Namun tahukah kamu bahwa ternyata kisah beranak di dalam kubur pernah terjadi di masa pemerintahan Umar bin Khattab. Dimana pada saat itu ada seorang wanita yang sedang hamil meninggal dunia. Dan setelah beberapa hari kematiannnya, ia melahirkan dari dalam kuburnya.
Para ulama sepakat mengatakan bahwa hal ini terjadi karena doa sang suami yang menitipkan anaknya kepada Allah SWT. Lantas bagaimana hal tersebut bisa terjadi ? Berikut kisah selengkapnya.
Disebutkan bahwa dari Abdullah, telah mennceritakan kepada Muhammad Ibnul Husain, telah menceritakan kepada 'Ubaid Ibn Ishaq, telah menceritakan kepada 'Ashim Ibn Muhammad al-Umari dari Zaid Ibn Aslam dari ayahnya mengatakan bahwa,
"Saat Umar bin Khattab sedang berkhutbah dihadapan orang banyak, lalu lewatlah seseorang bersama puteranya yang digendong diatas pundaknya. Lalu Umar berkata, "Aku tidak melihat burung gagak yang serupa dengan burung gagal lain melebihi keserupaan ayah dan anak ini."
Dan apa yang dikatakan oleh Umar merupakan sebuah perumpamaan. Dimana menurut orang-orang Arab terdahulu binatang yang paling serupa satu sama lain dan sulit dibedakan adalah burung gagak.
Kemudiaan orang itu menjawab, "Demi Allah, wahai Amirul Mukminin ibu anak ini melahirkan setelah ia meninggal dunia." Saat mendengar hal ini Umar pun bersegera membetulkan posisi duduknya dan bertanya, "Aduhai, bagaimana hal itu bisa terjadi ?" Tanyanya dengan penasaran, sebab Umar bin Khattab menyukai berita-berita yang menakjubkan atau
aneh.
Lalu orang itu bercerita, "Ketika itu aku ingin melakukan safar. Saat aku berjalan ke arah pintu rumah istriku bersikeras agar aku tidak pergi. Ia berkata, "Bagaimana mungkin kau meninggalkan aku sementara aku sedang hamil?" Lalu aku pun menenangkannya dan berkata, "Aku menitipkan janin yang berada didalam perutmu kepada Allah SWT." Sehingga setelah itu aku pun pergi meninggalkannya."
"Dan setelah aku pulang dari bepergianku, aku melihat ada banyak kerumunan orang di depan rumahku, lalu anak-anak dari pamanku menghampiriku dan memberitahukan bahwa istriku telah meninggal dunia. Sehingga aku merasa sangat sedih dan terkejut karenanya, dan aku pun mengucapkakan "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un." Lalu pada suatu malam ketika aku duduk di Baqi' bersama dengan anak-anak pamanku untuk makan malam. Lalu tiba-tiba aku melihat ada asap yang keluar dari kuburan istriku."
"Lantas aku bertanya kepada anak-anak pamanku, "Apa ini?" dan mereka menjawab, "Kami tidak tahu. Kami hanya melihat asap tersebut setiap malam dikuburan di istrimu." Lalu aku berkata, "Demi Allah, aku adalah orang yang paling mengetahui tentang istriku. Dia sering berpuasa, dan dia adalah wanita yang mulia, dia selalu beramar ma'ruf nahi mungkar sehingga Allah SWT tidak mungkin menghinakannya."
"Lalu aku pun mengambil kapak dan bergegas menuju kuburan itu, sementara anak-anak pamanku mengikutiku dari belakang. Dan ternyata kuburan itu terbuka dan aku melihat anak ini berada dipelukan ibunya. Lalu aku mendekat, dan tiba-tiba ada suara yang berbicara kepadaku, "Wahai orang yang menitipkan kepada Tuhannya, ambillah kembali titipanmu. Jika seandainya engkau juga menitipkan ibunya, maka tentu engkau akan mendapatinya juga."
Kemudian setelah melihat sang anak dalam pelukan ibunya tersebut, maka pria itu berkata, "Aku mengambil bayi tersebut dan selanjutnya kuburan itu kembali menutup.
Dimana dalam hal ini para ulama mengatakan bahwa jika saja laki-laki itu juga menitipkan istrinya kepada Allah SWT, maka bisa jadi ia akan menemuinya istrinya tersebut. Dengan kata lain bahwa istrinya masih hidup. Namun takdir Allah telah tetap dan Allah SWT telah menakdirkan lelaki itu untuk tidak mengucapkan doa tersebut.
Kisah ini diambil dari buku "Mereka yang Hidup Lagi Setelah Mati" Karya Abu Bakar Ibn Abid Dunya, hal 58-60, Penerbit Pustaka Salafiyah, Banyumas, 2009 dan Ceramah Syekh Saleh al-Maghamsi.
Sumber: palingyunik.blogspot.co.id
0 komentar:
Posting Komentar