(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Miskaulah, seorang wanita asal Dusun Jangan Asem
, Desa Tromposari, Kecamatan Jabon, Sidoarjo yang suka menyantap hewan secara hidup-hidup.
Wanita 47 tahun ini mengaku bahwa dirinya dan keluarga sudah menjalani sejumlah terapi untuk menghilangkan kebiasaan tak lazim tersebut. Namun selalu tidak bisa hingga akhirnya kebiasaan itu berlangsung sampai saat ini.
Dikutip JawaPos.com, kebiasaan aneh ini muncul ketika Miskaulah duduk di bangku kelas lima sekolah dasar. Di mana saat itu ia sering merasa kelaparan karena keterbatasan ekonomi.
Orang tuanya sendiri bekerja sebagai buruh sawah. Sementara anaknya berjumlahkan 12 orang. Miskaulah merupakan anak keempat.
“Saat kecil, saya sering ikut ayah bekerja di sawah. Malamnya, nyetak batako. Saya mengeluh lapar. Orang tua hanya bisa menyuruh saya minum air putih,” kenang ibu dua anak ini.
Tak ada yang bisa diperbuat Miskaulah ketika perutnya lapar, ia sempat ingin memakan ubi milik tetangganya namun orangtuanya melarang.
Akhirnya, dia pun mencari ikan kecil dan kepiting sawah atau yang dikenal yuyu. Karena saking laparnya, Miskaulah langsung melahap hasil tangkapannya secara hidup-hidup.
“Pas saya makan, ikannya masih hidup. Keluar darah. Membuat tubuh saya tidak lemas,” ujarnya.
Hal itu dilakukannya hampir setiap hari hingga tanpa terasa ini menjadi kebiasaan yang melekat pada dirinya.
Tapi kian hari santapannya bukan lagi ikan dan yuyu, melainkan ayam segar. Miskaulah selalu berusaha mencari rumput demi mendapat upah untuk bisa membeli ayam.
Dia senang bukan main. Ayam yang masih hidup itu langsung ia gigit, darahnya diseduh layaknya minuman manis. Daging mentahnya pun langsung ia lahap.
Sejak saat itulah Miskaulah mulai ketagihan. Bahkan, diakuinya, jika sehari dia tidak makan ayam, maka tubuhnya akan terasa lemas dan gelisah.
“Setelah makan, badan ini terasa ringan,” kata Miskaulah.
Meski sempat menggemparkan warga kampung, tapi akhirnya kebiasaan aneh Miskaulah ini sudah dimaklumi warga.
“Saya tak pernah mencuri dan menyakiti orang lain,” tutupnya.
, Desa Tromposari, Kecamatan Jabon, Sidoarjo yang suka menyantap hewan secara hidup-hidup.
Wanita 47 tahun ini mengaku bahwa dirinya dan keluarga sudah menjalani sejumlah terapi untuk menghilangkan kebiasaan tak lazim tersebut. Namun selalu tidak bisa hingga akhirnya kebiasaan itu berlangsung sampai saat ini.
Dikutip JawaPos.com, kebiasaan aneh ini muncul ketika Miskaulah duduk di bangku kelas lima sekolah dasar. Di mana saat itu ia sering merasa kelaparan karena keterbatasan ekonomi.
Orang tuanya sendiri bekerja sebagai buruh sawah. Sementara anaknya berjumlahkan 12 orang. Miskaulah merupakan anak keempat.
“Saat kecil, saya sering ikut ayah bekerja di sawah. Malamnya, nyetak batako. Saya mengeluh lapar. Orang tua hanya bisa menyuruh saya minum air putih,” kenang ibu dua anak ini.
Tak ada yang bisa diperbuat Miskaulah ketika perutnya lapar, ia sempat ingin memakan ubi milik tetangganya namun orangtuanya melarang.
Akhirnya, dia pun mencari ikan kecil dan kepiting sawah atau yang dikenal yuyu. Karena saking laparnya, Miskaulah langsung melahap hasil tangkapannya secara hidup-hidup.
“Pas saya makan, ikannya masih hidup. Keluar darah. Membuat tubuh saya tidak lemas,” ujarnya.
Hal itu dilakukannya hampir setiap hari hingga tanpa terasa ini menjadi kebiasaan yang melekat pada dirinya.
Tapi kian hari santapannya bukan lagi ikan dan yuyu, melainkan ayam segar. Miskaulah selalu berusaha mencari rumput demi mendapat upah untuk bisa membeli ayam.
Dia senang bukan main. Ayam yang masih hidup itu langsung ia gigit, darahnya diseduh layaknya minuman manis. Daging mentahnya pun langsung ia lahap.
Sejak saat itulah Miskaulah mulai ketagihan. Bahkan, diakuinya, jika sehari dia tidak makan ayam, maka tubuhnya akan terasa lemas dan gelisah.
“Setelah makan, badan ini terasa ringan,” kata Miskaulah.
Meski sempat menggemparkan warga kampung, tapi akhirnya kebiasaan aneh Miskaulah ini sudah dimaklumi warga.
“Saya tak pernah mencuri dan menyakiti orang lain,” tutupnya.
0 komentar:
Posting Komentar